Cara menyemai benih dengan menggunakan barang bekas, koran bekas dan cangkang telur

   Ide kreatif ini adalah menggunakan media yang tidak terpakai seperti koran bekas, cangkang telur dan kardus bekas yang bisa digunakan kembali untuk tempat media penyemaian bibit dan benih yang akan kita tanam.Selain ramah lingkungan, hal ini akan membuat kita tak perlu mengeluarkan uang dari kantong untuk membeli tray atau tempat media penyemaian benih. silahkan mencoba!

ide ini bisa dilihat dari gambar gambar yang kami dapatkan dibawah ini :

menyemai dengan cangkang telur #ayogardening

karton bekas pun bisa digunakan #ayogardening

gunakan media koran bekas #ayo berkebun







gambar diambil dari website ini : http://www.good.is/posts/egg-shells-and-toilet-paper-rolls-one-man-s-recycling-is-another-s-diy-garden





Cara menanam alpukat dan cara memperoleh benih dari biji alpukat


Pengen punya pohon alpukat yang berbuah lebat di halaman? atau pingin petik sendiri alpukat mentega dari rumah sendiri? nah berikut saya tuliskan cara memperoleh bibit alpukat dari biji.

Biasanya setelah kita membeli alpukat dari mall atau toko buah, pasti kita buang itu bijinya. nah setelah ini jangan dibuang yah!
1. ambil biji alpukat yang bagus, ditandai dengan buah alpukatnya yg tebal dagignya dan bijinya juga bagus.
2.bersihakn dari daging buah
3. diamkan biar kering, nah selama pengeringan, bersihkan biji alpukat dari kulitnya.
4. ambil tusuk gigi, ya tusuk gigi, 3 biji tusuk gigi sudah cukup
5. tancapkan tusuk gigi tadi ke biji alpukat, dan juga siapkan gelas gelap , nantinya biji alpukat ini kita taruh diatas gelas gelap tadi, sehingga posisinya mengambang dengan bantuan tusuk gigi yang telah kita tancapkan tadi.

6. isi gelas dengan air sehingga merendam sepertiga biji alpukat tadi.
7. letakkan di tempat yang dapat sinar matahari, tetapi lembab.
8. tambahkan air, bilaman airnya menyusut.
9. nah, dalam beberapa minggu akan tumbuh tunas sekitar 6 incian, biarkan tunas itu sehingga tingginya mencapa 6 inci atau kurang lebih 10 cm lah.
10. potong tunas tadi dan biarkan beberapa hari kemudian agar muncul tunas baru dengan beberapa daunnya, paa saat ini akan muncul tunas baru dan akar yang mulai banyak di gelas gelap tadi.
11. kita siapkan media tanam, dan kita siap menanam alpukat kesanyan kta di kebun atau pot besar.
Mudah kan?


Cara menanam Jahe dalam Pot cara Budidaya jahe


Pedoman Budidaya Jahe
Pembibitan

Persyaratan Bibit Jahe
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama dan penyakit. Rimpang untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25 - 60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan benih per ha untuk jahe putih besar (panen tua) membutuhkan benih 2 - 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar panen muda. Sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.

Teknik Penyemaian Bibit
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau ditaruh di atas bedengan.

Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian diatasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe siap disemai.

Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup dengan jerami, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.

Persiapan Lahan Budidaya Jahe

Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.

Pembentukan Bedengan Dan Pemupukan Dasar
Untuk memudahkan pemeliharan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Penanaman jahe dengan sistem bedengan juga bertujuan untuk memudahkan serangan patogen, karena kelembaban tanah bisa dijaga dengan membuat pari-parit. Pemupukan dasar diberikan bersamaan dengan pembuatan bedengan menggunakan pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Akan lebih baik bila ditambahkan dengan agensia hayati seperti Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk mencegah serangan bakteri maupun cendawan patogen. Pemberian humat dan fulvat akan berfungsi sebagai pembenah tanah, sehingga serapan unsur hara oleh tanaman jahe bisa optimal.

Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat pembentukan bedengan. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan kalsium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.

Teknik Budidaya Jahe
Penentuan Pola Tanaman
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

    Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga.
    Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
    Meningkatkan produktivitas lahan.
    Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).


Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.

Pembuatan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.

Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.

Perioda Tanam
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.

Pemeliharaan Tanaman Jahe
Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada umur 2–3 minggu setelah tanam.
Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.

Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-5 anakan, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.

Pemupukan Susulan
Tanaman jahe merupakan tanaman yang berumur panjang dibandingkan dengan tanaman cabai maupun tomat. Pada dasarnya pupuk dasar yang diberikan sudah mencukupi untuk menopang pertumbuhan tanaman tersebut. Akan tetapi dalam budidaya jahe secara intensif perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil produksi yang signifikan. Oleh karena itu, pupuk susulan perlu diberikan pada saat tanaman jahe berumur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 20 gram per tanaman ditambah dengan pembenah tanah, seperti asam humat dan asam fulvat untuk membantu serapan unsur hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal.

Pengairan dan Penyiraman
Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal petumbuhannya tanaman jahe membutuhkan air yang cukup, sehingga saat memulai budidaya jahe diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September.

info ini diambil dari blog petunjukbudidaya. blogspot.com

Tips Merawat Tanaman Hias di Musim Kemarau

  Tips Merawat Tanaman Hias di Musim Kemarau Musim kemarau seringkali menjadi momok bagi para pecinta tanaman hias. Pasalnya, cuaca yang ker...